Thursday, August 31, 2017

Kumpulan Puisi Indah Putri Penyair Wiji Tukhul

Kumpulan Puisi Indah Putri Penyair Wiji Tukhul

Pulanglah, Pak!!

Pulanglah, Pak
Kami sekeluarga menunggumu, Pak
Kawan-kawanmu juga menunggumu, Pak

Pulanglah, Pak
Apakah kamu tidak tahu
Indonesia pecah, Pak?

Pipa-pipa menancap di tubuh pertiwi kita
Asap-asap dari pabrik-pabrik
Menggerogoti pertiwi kita, Pak
Limbah-limbah membuat sungai-sungai
Dan kali-kali tercemar
Kami terpaksa tutup hidung, Pak
Pertiwi kita menangis
Pertiwi kita butuh kamu, Pak

Pulanglah, Pak
Apakah kau tidak ingat aku lagi
Aku anakmu, Pak
Aku, adik, ibu dan semua orang merindukanmu, Pak
Apakah hanya dengan doa-doa saja
Aku harus menunggu?

Penguasa, kembalikan bapakku!!!

15 Mei 2000


Ibuku

Ibu, beliau mengampu banyak peran di hidupku
Sosok wanita tegar itu selayak pahlawan
Beliau superhero dalam golakan perang hatiku
Kala emosi dan kesedihan menyayat jiwa

Namun seringkali beliau menjadi tokoh antagonis
Menolak pendapat dan membatasi kebebasanku
Menghajarku dengan kata-kata selayak pedang
Dan memukulku dengan tangan selayak cambuk

Tapi dengan cepat pula perannya berganti bidadari
Membelaiku penuh kasih
Membisikkan semangat hidup pada telinga batinku
Sewaktu aku sendiri, teman-teman menjauhi
Karena isu bapakku seorang buronan
Karena hancur pula hati ini mendengar khabar
Bapakku tak lagi bisa dikembalikan

Tak kuasa air mata membasahi pipi
Bisikan Tuhan bersemayam di raga sesosok hawa
Penuh cinta lambungkan cinta, selayak dawi kecapi surgawi
Membahana dalam dunia manusia ini
Oh, ibu…

22 Desember 2002

Saat Dipeluk Ibu

Kenapa mataku terus saja terjaga malam
Kenapa aku masih saja terbayang pelukan hangat ibuku tadi
Yang kurasa beda dari biasanya

Saat dipeluk ibu…
Entah kenapa tiba-tiba aku ingin terisak
Aku ingin sekali menangis
Namun, aku tau sebab apa aku ingin menangis
Bu, ada misteri apa di balik pelukanmu tadi?

Bila Hujan Turun

Bila hujan turun
Aku ingin membangun gedung untuk berlindung
Aku ingin daerah yang sering banjir
Kubangun gedung tuk berlindung
Aku ingin mereka gembira
Dari hujan yang membawa bencana

Bila hujan turun
Aku selalu berdoa pada Tuhan Yang Maha esa
Agar menghentikan bencana
Apakah tuhan marah?
Karena banyak orang serakah
Karena banyak orang menjarah tanah
Banyak orang menjadi miskin kehilangan tanah

Bila hujan turun
Aku ingin Tuhan menyadarkan orang-orang tak
Berperikemanusiaan
Orang-orang yang selalu ingin menang

Bila hujan turun
Aku ingin Tuhan mengabulkan doaku

22 Desember 2000

Surat Buat Indonesiaku

Kepada:
Indonesiaku.

Kamulah tempat lahirku
Kamulah tempat darahku
Wahai pertiwiku

Inginku mohon padamu
Perhatikan nasib rakyatmu
Mereka tak bisa nikmati hari bahagiamu
Mereka masih menderita
Mereka hanya memikirkan makan untuk keluarga

Sampai di sini dulu permohonanku
Wahai Indonesiaku

17 Agustus 1999

Maafkan Aku Indonesiaku

Bendera-bendera merah putih
Dipasang di depan rumah-rumah
Melambangkan arti hari bahagia Indonesia

Tapi maafkan aku Indonesia
Karena tak punya bendera
Benderaku hanya dua potong kain bekas
Yang disambung
Yang merah robek seperempat
Tapi dijahit lagi oleh nenekku

Maafkan aku Indonesia
Karena hanya bisa nyanyikan
Lagu Indonesia Raya

Sekali lagi maafkan aku Indonesia
Karena hanya puisi ini
Hadiah yang dapat kuberi

17 Agustus 2000

Kisah Klasik bangsa Kita

Bangsa ini sudah lama terdiam
Masih percaya sang waktu tentukan nasib
Masih diperbudak oleh penindasan
Selalu menghamba pada ketakutan

Renungkanlah!! Negara ini belum merdeka
Bila semua beranggap
Yang berkuasalah yang terbenar
Otak dipakai berpikir
Tangan dipakai untuk menunjuk kebenaran
Gunakan mulut tuk suarakan kebebasanmu
Ingatlah, tak ada seorangpun
Yang berhak memperlakukanmu seperti robot

Seseorang yang jajankan pikiranmu
Sesungguhnya ia tak berotak
Yang sembunyikan kebenaran
Ialah tak bertangan
Yang membungkam mulutmu ialah si bodoh
Yang tak tahu kebenaran lebih dari sekedar uang

Ingatlah:
Kisah momok hiyong belum selesai
Jika kau diam tak melawan
Ia masih inginkan darahmu
Memeras otakmu
Merampas kebebasanmu
Takkan pedulikan walaupun Tuhan tahu

Bila aktivis masih ditangkap karena orasinya
Bila penyair dihilangkan karena puisinya
Bila buruh diperkosa kemudian di bunuh
Karena tuntutan gajinya
Itu tandanya penguasa tak butuh kesejahteraan negara

Dan bila hak masih dianggap racun mematikan
Serta kisah klasik ini masih terus saja dijalankan
Maka, tunjukkan senjata kita:
“Perlawanan!!!”

15 Desember 2003

Egoku Tentang Negeri Ini

Hidup di negeri ini penuh arti
Terasa ngeri
Banyak orang yang dibunuhi
Banyak orang yang diculiki
Tapi, aku tetap cinta negeri ini

Hidup di negeri ini bagai di penjara
Banyak yang menderita
Banyak yang sengsara
Hingga bagai di neraka
Tapi, aku tetap cinta negeri ini

Hidup di negeri ini keras bagai batu
Banyak raja ratu palsu
Tapi, aku tak mau tahu
Karena…
Aku tetap cinta negri ini

3 Oktober 2003

Negeriku Semakin Pikun

Sebuah juwa melayang-layang berkeliling negeri
Negeri Indonesia katanya jaya sakti
Namun siapa tahu dengan hati pertiwi
Yang terus menunggu terwujudnya janji-janji

Janji itu senandungkan topeng bernyawa
Yang begitu cepat menarik hati bangsa
Tentang pemerintahan nan damai sentosa
Namun siapa tahu malah jadikan kecewa

Jiwa itu keheranan dengan Indonesianya
Dulu pernah dengar sumpah janji
Tuk hapuskan segala korupsi
Namun semua hanya pidato semata

Rakyat minta jaya
Tapi mengapa penguasa diam saja?
Sedangkan bila rakyat berontak
Mengapa malah diancam senjata

Jiwa itu bingung dan mengeluh
Apakah Indonesia tak inginkan perubahan
Sudah lama  bangsa bungkam tak bicara
Namun penguasa seenaknya saja

Mau jadi apa bangsa ini
Jika orang makin pintar malah dihilangkan
Jika semangat-semangat bangsa ini malah dilupakan
Ekonomo macet, hutang akan menunggu
Namun di kursi atas malah enak minum-minum

Bila banyak perampok, pencopet berdasi dan pencuri
Jangan pula salahkan bangsa ini
Mungkin mereka tak ber-asa lagi
Untuk biasay makan sehari-hari

Namun saat tibanya pangkat seorang pejabat
Mengapa tak berikan yang terbaik untuk rakyat?
Segala sesuatu dihalalkan
Hanya untuk dapatkan kursi jabatan
Jiwa itu bertanya, “dengan apa?”
Yeah…tak asing lagi
Demi kata menang ia jalankan politik uang
Bukannya jujur tapi bangsa semakin hancur

Jiwa itu sesak, ia ingin berontak, lantas berteriak;
“Kami butuh perubahan!
Bukanlah sumpah serapah
Ataupun suap menyuap
Namun satu kesadaran hati
Tuk menuju keadilan sejati.”

8 Oktober 2004

Berikan Aku Keadilan

Saat ini malam kian sepi
Mataku tak sanggup terpejam
Pakiranku kacau, membayang masa-masa itu
Masa rumahku digerebek polisi
Karena bapakku terlampau berani
Suarakan nasib rakyat dalam puisi

Aku juga terngiang
Kala ibuku mati-matian berjuang
Demi hidup kami ia berdagang pakaian
Lari sana lari sini
Demi kehidupan yang lebih berarti

Kini sekian tahun sudah bapakku menghilang
Keluargaku tak lengkap, ibuku banting tulang
Dengan peluh-peluh asanya ibu dapat uang

Akupun teringat adikku
Ia relakan sepedanya untuk modal ibu
Namun selalu ceria hadapi masa kanak-kanaknya

Tuhan, aku tau ini cobaan
Lewat penguasa yang kikir dan hidup senang
Keluargaku terinjak penuh kesedihan

Tuhan, bisikkan pada nurani mereka
Tuk berikan keluargaku
Keadilan yang sempurna…

Untuk: N

Jangan menangis, anak manis
Bala kau teringat bapakmu
Ingatlah juga nasib keluargaku

Kita senasib, saudaraku
Bapak kita sama-sama tertuduh
Hanya saja banya yang tahu musuh bapakmu
Sedangkan musuh bapakku tak ada yang tahu

Kita sedang terima keadaan
Manusia memang kejam
Tak ada pistol, santet pun jadi
Tak bisa bertindak, panggil polisi
Dan polisi pun maunya dibayar!
Dan kita tak bisa bertindak
Bila tak punya uang banyak

Saudaraku yang manis, semoga kelak mereka sadar
Tanah seluas itu takkan bisa dibawa mati
Karena Cuma butuh tanah seluas diri
Untuk mengubur diri sendiri

Dari aku,
Sepupumu.

Untuk Sobat

Sobat…
Hari kitya lalui
Masa kita lewati
Terdengar kisah sahabat sejati
Hari ini dan esok hari

Sobat…
Ribuan musim
Jutaan tawa
Kita lalui bersama

Kau tertawa
Ku bahagia
Kau tebar air mata
Ku tuai duka mestapa

Sobat…
Hidup ini milik kita bersama
Separuh jiwaku telah kau miliki
Mari kita jalani bersama hidup yang indah ini

1 Januari 2005

Syair Untuk Sobat

Rambut merah panjangmu
Seindah wajahmu nan ayu
Mata sipit mungilmu
Melengkapi manisnya senyum tawamu
Tubuh putihmu nan tinggi semapai
Terlihat indah dengan seragam putih hijau yang kau pakai

Tuhan melukiskan gadis manis
Manis dalam jiwa ragamu
Teman sekolahku
Teman pertamaku
Di SMA baruku

Kini sebuah pesan ingin kuucap
Dari mulutku berkata
Teman, meski kini jarang tercipta
Kebersamaan di antara kita
Meski masa mulai berlari
Seiring dengan berubahnya hari-hari
Ku ingin kau tetap ada di hati
Menjadi sahabat sejati
Yang selalu menjadi sahabat sejatiku
Di setiap jejak langkah sang waktu

14 Februari 2005

Asal Mula Diriku

Kata ibuku…
Cinta tumbuh dari pandangan mata
Lalu turun ke hati

Dan katanya lagi…
Sehabis dari hati
Lalu turun ke bawah lagi…
Dan setelah itu lahirlah aku

6 Juni 2003

Pohon Yang Bernama Cinta

Ketika cinta mulai ajak berkenalan
Kabut kalbu tebal tipis tak karuan
Semua tak tahu itulah cinta
Biji cinta itu kini jadi kegalauan

Dan ketika biji cinta mulai tumbuh
Rasa rindu kan terasa di sekujur tubuh
Saat itu logika mulai kalah oleh perasaan
Tak fikir akibat namun hanya kesenangan
Yang ada hanya ingin bertemu

Biji cinta itu t’lah jadi pohon yang kokoh
Berakar kasih sayang berbatang kepercayaan
Dan kan berbuah kebahagiaan

Namun terkadang…
Cinta punya cabang untuk hati lain
Dan dimulailah perselingkuhan
Dari situ batangnya mulai rapuh
Akarnya mulai busuk dan takkan pernah lagi berbuah

Karena itu pohon cinta harus selalu dipupuk
Dengan pupuk yang berkualitas tinggi
Dibeli dari petani nurani
Dengan merek: Kesetiaan Murni

31 Juni 2003

Sang Pecinta Sejati

Akulah gadis belia yang angkuh itu
Yang berdiri dalam terang percaya diri
Menganggap semua pasti dapat kujelang
Dalam percaya dan hasrat kalbu
Yakin semua kan jadi milikku

Akulah gadis belia yang kau tatap itu
Yang terkagum-kagum
Saat pucuk bola matamu menerjang
Laksana sorot tajam elang
Yang menghadangku, mengoyak kalbuku

Akulah gadis belia yang tak punya malu
Yang berjuang tuk gapai tangan kekarmu
Tangn seorang yang jatuhkan angkuhku
Walau kau pernah tak tahu
Betapa aku mendambamu

Dan, kini gadis belia itu yang merindukanmu
Menanti hadirmu di ujung kalbu
Yang membuatmu diam terpaku
Saat kuucap, “Aku Cinta Padamu”

Akulah gadis belia yang berharap tinggi
Menjagamu di tiap sudut nurani
Yang selalu ingin kau mengerti
Bahwa akulah sang pecinta sejati

10 Februari 2005

Sebuah Penantian

Lelap bermimpi dalam bayang semu
Menggenggam imajinasi dalam gandengan tanganmu
Terbuka mata
Kulihat semua
Buyar!!

T’lah lama kulewati masa bersamamu
Terlihat wujud perhatianmu padaku
Aku tahu kau punya hati untukku
Namun aku malu ingin bertanya padamu

Di sini aku termangu dalam penantian
Kasih, kau tahu pasti kini kutersudut sepi
Masih gadis kecilmu yang dulu
Menantimu
Dalam masa indah bersamamu

Namun aku masih percaya
Ada cinta untuk kita berdua
Dan lihatlah aku di sini
Menanti ungkapan sejati dari sebuah hati
Hatimu yang ku tahu
Ingin ungkapkan cinta padaku

13 Maret 2005

Aku Yang terlupakan (Galau)

Tak tahu apa yang kan kulakukan lagi
Mungkinkah kan terus begini
Tak ada seorang pun yang menghiraukanku
Bahkan mereka tak sadar t’lah sakiti hati ini

Aku tak tahan!
Mereka tak pernah hirau arti hadirku
Mereka acuh
Mereka tak pernah tahu; aku sakit hati!

Walau kini ku masih tegar
Bibir ini masih bisa tersenyum lepas tawa
Dan wajah ini rahasiakan duka yang ada
Namun kelak takkan ada yang tahu
Tububuh ini akan tumbang perlahan-lahan
Dan mata ini kan terkutuk kesedihan
Lalu takkan bisa sirna
Untuk selama-lamanya

Sesaat Tentang Cinta

Bagi seorang gadis ini
Bisakah cinta adalah sepotong coklat
Yang manis saat diulum
Namun pahit tertinggal apabila tertelan

Ataukah sebuah jerawat mungil
Yang muncul perlahan-lahan
Namun sakit saat ditekan
Dan berpendar dikala yang panjang

Seorang pujangga pu katakan
Dengan cinta seorang lemah terkuatkan
Tapi yang kuat terlemahkan

Gadis ini tetap mencari
Apakah cinta selembar sutera sederhana
Namun menakjubkan saat berwujud busana
Atau bisakah buah kedondong
Yang halus di luar tapi runcing di dalam

Namun cinta bagai lentera
Andai dinyalakan sinarnya indah
Memancarkan cahaya

Ada pula yang bilang
Cinta adalah bahasa kalbu
Yang hanya rasa yang tahu

Seakan gadis ini menyimpulkan
Cintai bagai mata pelajaran mate-matika
yang membingungkan
Namun dengan logika
Cinta akan ada jawabannya.

28 Desember 2003

Kapan Saat Itu Tiba

Mata sayup ini berbinar penuh ceria
Indah nian elok kutatap hari ini
Hari indah bertajuk indahnya namamu
Apa yang terjadi padaku kini?
Dirimu tlah mengisi separu diriku ini

Nadiku berdegup kencang
Pikirku turut melayang
Entah diriku atau dirimu
Entah rasaku atau rasamu
Entah harapanku atau harapanmu
Tlah wujudkan timbulnya cinta

Dan aku masih saja menatapmu
Tersenyum menyapa dirimu
Bertemu saling  lambaikan tangan
Tertawa dalam canda tawamu
Namun, sebelum perpisahan itu tiba
Kapankah ku kan miliki dirimu?

9 November 2004

Persembahan Rasaku

Cintaku kuungkap saat ini
Lewat mawar yang merekah indah
Namun akan hancur tanpa perhatian

Cintaku cinta sejati
Bukanlah sebilah pedang
Yang tersembunyi di balik sayap sang pecundang

Cintaku sebuah kejujuran tak ternilai
Sebuah pengkhianatan dan kesangsian
Muncul dari kalbu

Cintaku kuungkap lagi
Laksana lentera hati
Indah sinarnya slalu menyala
Sebelum redup kehilangan asa

Cintaku laksana keabadian rasa
Yang menyelubungimu, dia, mereka, dan kita semua

14 Desember 2004

Kira – Kira

Kira-kira 3 tahun yang lalu
Kita berdekatan

Kira-kira 2 tahun yang lalu
Kita jadian

Kira-kira 1 tahun yang lalu
Kita bertengkar

Kira-kira 11 bulan yang lalu
Kita bermaafan

Kira-kira 1 bulan yang lalu
Kau ku rindukan

Kira-kira 3 jam yang lalu
Pada saat mendung kelabu
Ku ingin lagi bertemu

Kira-kira 5 menit yang lalu
Ku bertanya padamu

Kira-kira…
Maukah kau hidup bersamaku?

7 Februari 2005

Jatuh Cinta

Berulang kata kuucap lembut padamu
Berulang kala kujelang bersamamu
Kini sebuah senyummu menancap kalbuku
Bangkitkan getar cinta nan kasih syahdu

Sayang, kini ku t’lah jatuh terpesona
Pada lentiknya bulu matamu
Serta tipisnya bibir merahmu
Malamku selalu merindu
Pada indahnya lesung pipimu
Serta gerai indah rambut hitammu

Andai kau tahu
Ku t’lah jatuh cinta padamu
Ku ingin kau jangan diam membisu
Karena kau tahu isi hatiku
Katakan juga kau cinta padaku

14 Februari 2005

0 komentar:

Post a Comment

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com