Pulanglah, Pak!!
Pulanglah, PakKami sekeluarga menunggumu, Pak
Kawan-kawanmu juga menunggumu, Pak
Pulanglah, Pak
Apakah kamu tidak tahu
Indonesia pecah, Pak?
Pipa-pipa menancap di tubuh pertiwi kita
Asap-asap dari pabrik-pabrik
Menggerogoti pertiwi kita, Pak
Limbah-limbah membuat sungai-sungai
Dan kali-kali tercemar
Kami terpaksa tutup hidung, Pak
Pertiwi kita menangis
Pertiwi kita butuh kamu, Pak
Pulanglah, Pak
Apakah kau tidak ingat aku lagi
Aku anakmu, Pak
Aku, adik, ibu dan semua orang merindukanmu, Pak
Apakah hanya dengan doa-doa saja
Aku harus menunggu?
Penguasa, kembalikan bapakku!!!
15 Mei 2000
Ibuku
Ibu, beliau mengampu banyak peran di hidupkuSosok wanita tegar itu selayak pahlawan
Beliau superhero dalam golakan perang hatiku
Kala emosi dan kesedihan menyayat jiwa
Namun seringkali beliau menjadi tokoh antagonis
Menolak pendapat dan membatasi kebebasanku
Menghajarku dengan kata-kata selayak pedang
Dan memukulku dengan tangan selayak cambuk
Tapi dengan cepat pula perannya berganti bidadari
Membelaiku penuh kasih
Membisikkan semangat hidup pada telinga batinku
Sewaktu aku sendiri, teman-teman menjauhi
Karena isu bapakku seorang buronan
Karena hancur pula hati ini mendengar khabar
Bapakku tak lagi bisa dikembalikan
Tak kuasa air mata membasahi pipi
Bisikan Tuhan bersemayam di raga sesosok hawa
Penuh cinta lambungkan cinta, selayak dawi kecapi surgawi
Membahana dalam dunia manusia ini
Oh, ibu…
22 Desember 2002
Saat Dipeluk Ibu
Kenapa mataku terus saja terjaga malamKenapa aku masih saja terbayang pelukan hangat ibuku tadi
Yang kurasa beda dari biasanya
Saat dipeluk ibu…
Entah kenapa tiba-tiba aku ingin terisak
Aku ingin sekali menangis
Namun, aku tau sebab apa aku ingin menangis
Bu, ada misteri apa di balik pelukanmu tadi?
Bila Hujan Turun
Bila hujan turunAku ingin membangun gedung untuk berlindung
Aku ingin daerah yang sering banjir
Kubangun gedung tuk berlindung
Aku ingin mereka gembira
Dari hujan yang membawa bencana
Bila hujan turun
Aku selalu berdoa pada Tuhan Yang Maha esa
Agar menghentikan bencana
Apakah tuhan marah?
Karena banyak orang serakah
Karena banyak orang menjarah tanah
Banyak orang menjadi miskin kehilangan tanah
Bila hujan turun
Aku ingin Tuhan menyadarkan orang-orang tak
Berperikemanusiaan
Orang-orang yang selalu ingin menang
Bila hujan turun
Aku ingin Tuhan mengabulkan doaku
22 Desember 2000
Surat Buat Indonesiaku
Kepada:Indonesiaku.
Kamulah tempat lahirku
Kamulah tempat darahku
Wahai pertiwiku
Inginku mohon padamu
Perhatikan nasib rakyatmu
Mereka tak bisa nikmati hari bahagiamu
Mereka masih menderita
Mereka hanya memikirkan makan untuk keluarga
Sampai di sini dulu permohonanku
Wahai Indonesiaku
17 Agustus 1999
Maafkan Aku Indonesiaku
Bendera-bendera merah putihDipasang di depan rumah-rumah
Melambangkan arti hari bahagia Indonesia
Tapi maafkan aku Indonesia
Karena tak punya bendera
Benderaku hanya dua potong kain bekas
Yang disambung
Yang merah robek seperempat
Tapi dijahit lagi oleh nenekku
Maafkan aku Indonesia
Karena hanya bisa nyanyikan
Lagu Indonesia Raya
Sekali lagi maafkan aku Indonesia
Karena hanya puisi ini
Hadiah yang dapat kuberi
17 Agustus 2000
Kisah Klasik bangsa Kita
Bangsa ini sudah lama terdiamMasih percaya sang waktu tentukan nasib
Masih diperbudak oleh penindasan
Selalu menghamba pada ketakutan
Renungkanlah!! Negara ini belum merdeka
Bila semua beranggap
Yang berkuasalah yang terbenar
Otak dipakai berpikir
Tangan dipakai untuk menunjuk kebenaran
Gunakan mulut tuk suarakan kebebasanmu
Ingatlah, tak ada seorangpun
Yang berhak memperlakukanmu seperti robot
Seseorang yang jajankan pikiranmu
Sesungguhnya ia tak berotak
Yang sembunyikan kebenaran
Ialah tak bertangan
Yang membungkam mulutmu ialah si bodoh
Yang tak tahu kebenaran lebih dari sekedar uang
Ingatlah:
Kisah momok hiyong belum selesai
Jika kau diam tak melawan
Ia masih inginkan darahmu
Memeras otakmu
Merampas kebebasanmu
Takkan pedulikan walaupun Tuhan tahu
Bila aktivis masih ditangkap karena orasinya
Bila penyair dihilangkan karena puisinya
Bila buruh diperkosa kemudian di bunuh
Karena tuntutan gajinya
Itu tandanya penguasa tak butuh kesejahteraan negara
Dan bila hak masih dianggap racun mematikan
Serta kisah klasik ini masih terus saja dijalankan
Maka, tunjukkan senjata kita:
“Perlawanan!!!”
15 Desember 2003
Egoku Tentang Negeri Ini
Hidup di negeri ini penuh artiTerasa ngeri
Banyak orang yang dibunuhi
Banyak orang yang diculiki
Tapi, aku tetap cinta negeri ini
Hidup di negeri ini bagai di penjara
Banyak yang menderita
Banyak yang sengsara
Hingga bagai di neraka
Tapi, aku tetap cinta negeri ini
Hidup di negeri ini keras bagai batu
Banyak raja ratu palsu
Tapi, aku tak mau tahu
Karena…
Aku tetap cinta negri ini
3 Oktober 2003
Negeriku Semakin Pikun
Sebuah juwa melayang-layang berkeliling negeriNegeri Indonesia katanya jaya sakti
Namun siapa tahu dengan hati pertiwi
Yang terus menunggu terwujudnya janji-janji
Janji itu senandungkan topeng bernyawa
Yang begitu cepat menarik hati bangsa
Tentang pemerintahan nan damai sentosa
Namun siapa tahu malah jadikan kecewa
Jiwa itu keheranan dengan Indonesianya
Dulu pernah dengar sumpah janji
Tuk hapuskan segala korupsi
Namun semua hanya pidato semata
Rakyat minta jaya
Tapi mengapa penguasa diam saja?
Sedangkan bila rakyat berontak
Mengapa malah diancam senjata
Jiwa itu bingung dan mengeluh
Apakah Indonesia tak inginkan perubahan
Sudah lama bangsa bungkam tak bicara
Namun penguasa seenaknya saja
Mau jadi apa bangsa ini
Jika orang makin pintar malah dihilangkan
Jika semangat-semangat bangsa ini malah dilupakan
Ekonomo macet, hutang akan menunggu
Namun di kursi atas malah enak minum-minum
Bila banyak perampok, pencopet berdasi dan pencuri
Jangan pula salahkan bangsa ini
Mungkin mereka tak ber-asa lagi
Untuk biasay makan sehari-hari
Namun saat tibanya pangkat seorang pejabat
Mengapa tak berikan yang terbaik untuk rakyat?
Segala sesuatu dihalalkan
Hanya untuk dapatkan kursi jabatan
Jiwa itu bertanya, “dengan apa?”
Yeah…tak asing lagi
Demi kata menang ia jalankan politik uang
Bukannya jujur tapi bangsa semakin hancur
Jiwa itu sesak, ia ingin berontak, lantas berteriak;
“Kami butuh perubahan!
Bukanlah sumpah serapah
Ataupun suap menyuap
Namun satu kesadaran hati
Tuk menuju keadilan sejati.”
8 Oktober 2004
Berikan Aku Keadilan
Saat ini malam kian sepiMataku tak sanggup terpejam
Pakiranku kacau, membayang masa-masa itu
Masa rumahku digerebek polisi
Karena bapakku terlampau berani
Suarakan nasib rakyat dalam puisi
Aku juga terngiang
Kala ibuku mati-matian berjuang
Demi hidup kami ia berdagang pakaian
Lari sana lari sini
Demi kehidupan yang lebih berarti
Kini sekian tahun sudah bapakku menghilang
Keluargaku tak lengkap, ibuku banting tulang
Dengan peluh-peluh asanya ibu dapat uang
Akupun teringat adikku
Ia relakan sepedanya untuk modal ibu
Namun selalu ceria hadapi masa kanak-kanaknya
Tuhan, aku tau ini cobaan
Lewat penguasa yang kikir dan hidup senang
Keluargaku terinjak penuh kesedihan
Tuhan, bisikkan pada nurani mereka
Tuk berikan keluargaku
Keadilan yang sempurna…
Untuk: N
Jangan menangis, anak manisBala kau teringat bapakmu
Ingatlah juga nasib keluargaku
Kita senasib, saudaraku
Bapak kita sama-sama tertuduh
Hanya saja banya yang tahu musuh bapakmu
Sedangkan musuh bapakku tak ada yang tahu
Kita sedang terima keadaan
Manusia memang kejam
Tak ada pistol, santet pun jadi
Tak bisa bertindak, panggil polisi
Dan polisi pun maunya dibayar!
Dan kita tak bisa bertindak
Bila tak punya uang banyak
Saudaraku yang manis, semoga kelak mereka sadar
Tanah seluas itu takkan bisa dibawa mati
Karena Cuma butuh tanah seluas diri
Untuk mengubur diri sendiri
Dari aku,
Sepupumu.
Untuk Sobat
Sobat…Hari kitya lalui
Masa kita lewati
Terdengar kisah sahabat sejati
Hari ini dan esok hari
Sobat…
Ribuan musim
Jutaan tawa
Kita lalui bersama
Kau tertawa
Ku bahagia
Kau tebar air mata
Ku tuai duka mestapa
Sobat…
Hidup ini milik kita bersama
Separuh jiwaku telah kau miliki
Mari kita jalani bersama hidup yang indah ini
1 Januari 2005
Syair Untuk Sobat
Rambut merah panjangmuSeindah wajahmu nan ayu
Mata sipit mungilmu
Melengkapi manisnya senyum tawamu
Tubuh putihmu nan tinggi semapai
Terlihat indah dengan seragam putih hijau yang kau pakai
Tuhan melukiskan gadis manis
Manis dalam jiwa ragamu
Teman sekolahku
Teman pertamaku
Di SMA baruku
Kini sebuah pesan ingin kuucap
Dari mulutku berkata
Teman, meski kini jarang tercipta
Kebersamaan di antara kita
Meski masa mulai berlari
Seiring dengan berubahnya hari-hari
Ku ingin kau tetap ada di hati
Menjadi sahabat sejati
Yang selalu menjadi sahabat sejatiku
Di setiap jejak langkah sang waktu
14 Februari 2005
Asal Mula Diriku
Kata ibuku…Cinta tumbuh dari pandangan mata
Lalu turun ke hati
Dan katanya lagi…
Sehabis dari hati
Lalu turun ke bawah lagi…
Dan setelah itu lahirlah aku
6 Juni 2003
Pohon Yang Bernama Cinta
Ketika cinta mulai ajak berkenalanKabut kalbu tebal tipis tak karuan
Semua tak tahu itulah cinta
Biji cinta itu kini jadi kegalauan
Dan ketika biji cinta mulai tumbuh
Rasa rindu kan terasa di sekujur tubuh
Saat itu logika mulai kalah oleh perasaan
Tak fikir akibat namun hanya kesenangan
Yang ada hanya ingin bertemu
Biji cinta itu t’lah jadi pohon yang kokoh
Berakar kasih sayang berbatang kepercayaan
Dan kan berbuah kebahagiaan
Namun terkadang…
Cinta punya cabang untuk hati lain
Dan dimulailah perselingkuhan
Dari situ batangnya mulai rapuh
Akarnya mulai busuk dan takkan pernah lagi berbuah
Karena itu pohon cinta harus selalu dipupuk
Dengan pupuk yang berkualitas tinggi
Dibeli dari petani nurani
Dengan merek: Kesetiaan Murni
31 Juni 2003
Sang Pecinta Sejati
Akulah gadis belia yang angkuh ituYang berdiri dalam terang percaya diri
Menganggap semua pasti dapat kujelang
Dalam percaya dan hasrat kalbu
Yakin semua kan jadi milikku
Akulah gadis belia yang kau tatap itu
Yang terkagum-kagum
Saat pucuk bola matamu menerjang
Laksana sorot tajam elang
Yang menghadangku, mengoyak kalbuku
Akulah gadis belia yang tak punya malu
Yang berjuang tuk gapai tangan kekarmu
Tangn seorang yang jatuhkan angkuhku
Walau kau pernah tak tahu
Betapa aku mendambamu
Dan, kini gadis belia itu yang merindukanmu
Menanti hadirmu di ujung kalbu
Yang membuatmu diam terpaku
Saat kuucap, “Aku Cinta Padamu”
Akulah gadis belia yang berharap tinggi
Menjagamu di tiap sudut nurani
Yang selalu ingin kau mengerti
Bahwa akulah sang pecinta sejati
10 Februari 2005
Sebuah Penantian
Lelap bermimpi dalam bayang semuMenggenggam imajinasi dalam gandengan tanganmu
Terbuka mata
Kulihat semua
Buyar!!
T’lah lama kulewati masa bersamamu
Terlihat wujud perhatianmu padaku
Aku tahu kau punya hati untukku
Namun aku malu ingin bertanya padamu
Di sini aku termangu dalam penantian
Kasih, kau tahu pasti kini kutersudut sepi
Masih gadis kecilmu yang dulu
Menantimu
Dalam masa indah bersamamu
Namun aku masih percaya
Ada cinta untuk kita berdua
Dan lihatlah aku di sini
Menanti ungkapan sejati dari sebuah hati
Hatimu yang ku tahu
Ingin ungkapkan cinta padaku
13 Maret 2005
Aku Yang terlupakan (Galau)
Tak tahu apa yang kan kulakukan lagiMungkinkah kan terus begini
Tak ada seorang pun yang menghiraukanku
Bahkan mereka tak sadar t’lah sakiti hati ini
Aku tak tahan!
Mereka tak pernah hirau arti hadirku
Mereka acuh
Mereka tak pernah tahu; aku sakit hati!
Walau kini ku masih tegar
Bibir ini masih bisa tersenyum lepas tawa
Dan wajah ini rahasiakan duka yang ada
Namun kelak takkan ada yang tahu
Tububuh ini akan tumbang perlahan-lahan
Dan mata ini kan terkutuk kesedihan
Lalu takkan bisa sirna
Untuk selama-lamanya
Sesaat Tentang Cinta
Bagi seorang gadis iniBisakah cinta adalah sepotong coklat
Yang manis saat diulum
Namun pahit tertinggal apabila tertelan
Ataukah sebuah jerawat mungil
Yang muncul perlahan-lahan
Namun sakit saat ditekan
Dan berpendar dikala yang panjang
Seorang pujangga pu katakan
Dengan cinta seorang lemah terkuatkan
Tapi yang kuat terlemahkan
Gadis ini tetap mencari
Apakah cinta selembar sutera sederhana
Namun menakjubkan saat berwujud busana
Atau bisakah buah kedondong
Yang halus di luar tapi runcing di dalam
Namun cinta bagai lentera
Andai dinyalakan sinarnya indah
Memancarkan cahaya
Ada pula yang bilang
Cinta adalah bahasa kalbu
Yang hanya rasa yang tahu
Seakan gadis ini menyimpulkan
Cintai bagai mata pelajaran mate-matika
yang membingungkan
Namun dengan logika
Cinta akan ada jawabannya.
28 Desember 2003
Kapan Saat Itu Tiba
Mata sayup ini berbinar penuh ceriaIndah nian elok kutatap hari ini
Hari indah bertajuk indahnya namamu
Apa yang terjadi padaku kini?
Dirimu tlah mengisi separu diriku ini
Nadiku berdegup kencang
Pikirku turut melayang
Entah diriku atau dirimu
Entah rasaku atau rasamu
Entah harapanku atau harapanmu
Tlah wujudkan timbulnya cinta
Dan aku masih saja menatapmu
Tersenyum menyapa dirimu
Bertemu saling lambaikan tangan
Tertawa dalam canda tawamu
Namun, sebelum perpisahan itu tiba
Kapankah ku kan miliki dirimu?
9 November 2004
Persembahan Rasaku
Cintaku kuungkap saat iniLewat mawar yang merekah indah
Namun akan hancur tanpa perhatian
Cintaku cinta sejati
Bukanlah sebilah pedang
Yang tersembunyi di balik sayap sang pecundang
Cintaku sebuah kejujuran tak ternilai
Sebuah pengkhianatan dan kesangsian
Muncul dari kalbu
Cintaku kuungkap lagi
Laksana lentera hati
Indah sinarnya slalu menyala
Sebelum redup kehilangan asa
Cintaku laksana keabadian rasa
Yang menyelubungimu, dia, mereka, dan kita semua
14 Desember 2004
Kira – Kira
Kira-kira 3 tahun yang laluKita berdekatan
Kira-kira 2 tahun yang lalu
Kita jadian
Kira-kira 1 tahun yang lalu
Kita bertengkar
Kira-kira 11 bulan yang lalu
Kita bermaafan
Kira-kira 1 bulan yang lalu
Kau ku rindukan
Kira-kira 3 jam yang lalu
Pada saat mendung kelabu
Ku ingin lagi bertemu
Kira-kira 5 menit yang lalu
Ku bertanya padamu
Kira-kira…
Maukah kau hidup bersamaku?
7 Februari 2005
Jatuh Cinta
Berulang kata kuucap lembut padamuBerulang kala kujelang bersamamu
Kini sebuah senyummu menancap kalbuku
Bangkitkan getar cinta nan kasih syahdu
Sayang, kini ku t’lah jatuh terpesona
Pada lentiknya bulu matamu
Serta tipisnya bibir merahmu
Malamku selalu merindu
Pada indahnya lesung pipimu
Serta gerai indah rambut hitammu
Andai kau tahu
Ku t’lah jatuh cinta padamu
Ku ingin kau jangan diam membisu
Karena kau tahu isi hatiku
Katakan juga kau cinta padaku
14 Februari 2005
0 komentar:
Post a Comment