Kata
ibuku…
Cinta
tumbuh dari pandangan mata
Lalu
turun ke hati
Dan
katanya lagi…
Sehabis
dari hati
Lalu
turun ke bawah lagi…
Dan
setelah itu lahirlah aku
6
Juni 2003
Pohon Yang Bernama Cinta
Ketika
cinta mulai ajak berkenalan
Kabut
kalbu tebal tipis tak karuan
Semua
tak tahu itulah cinta
Biji
cinta itu kini jadi kegalauan
Dan
ketika biji cinta mulai tumbuh
Rasa
rindu kan terasa di sekujur tubuh
Saat
itu logika mulai kalah oleh perasaan
Tak
fikir akibat namun hanya kesenangan
Yang
ada hanya ingin bertemu
Biji
cinta itu t’lah jadi pohon yang kokoh
Berakar
kasih sayang berbatang kepercayaan
Dan
kan berbuah kebahagiaan
Namun
terkadang…
Cinta
punya cabang untuk hati lain
Dan
dimulailah perselingkuhan
Dari
situ batangnya mulai rapuh
Akarnya
mulai busuk dan takkan pernah lagi berbuah
Karena
itu pohon cinta harus selalu dipupuk
Dengan
pupuk yang berkualitas tinggi
Dibeli
dari petani nurani
Dengan
merek: Kesetiaan Murni
31
Juni 2003
Sang Pecinta Sejati
Akulah
gadis belia yang angkuh itu
Yang
berdiri dalam terang percaya diri
Menganggap
semua pasti dapat kujelang
Dalam
percaya dan hasrat kalbu
Yakin
semua kan jadi milikku
Akulah
gadis belia yang kau tatap itu
Yang
terkagum-kagum
Saat
pucuk bola matamu menerjang
Laksana
sorot tajam elang
Yang
menghadangku, mengoyak kalbuku
Akulah
gadis belia yang tak punya malu
Yang
berjuang tuk gapai tangan kekarmu
Tangn
seorang yang jatuhkan angkuhku
Walau
kau pernah tak tahu
Betapa
aku mendambamu
Dan,
kini gadis belia itu yang merindukanmu
Menanti
hadirmu di ujung kalbu
Yang
membuatmu diam terpaku
Saat
kuucap, “Aku Cinta Padamu”
Akulah
gadis belia yang berharap tinggi
Menjagamu
di tiap sudut nurani
Yang
selalu ingin kau mengerti
Bahwa
akulah sang pecinta sejati
10
Februari 2005
Sebuah Penantian
Lelap
bermimpi dalam bayang semu
Menggenggam
imajinasi dalam gandengan tanganmu
Terbuka
mata
Kulihat
semua
Buyar!!
T’lah
lama kulewati masa bersamamu
Terlihat
wujud perhatianmu padaku
Aku
tahu kau punya hati untukku
Namun
aku malu ingin bertanya padamu
Di
sini aku termangu dalam penantian
Kasih,
kau tahu pasti kini kutersudut sepi
Masih
gadis kecilmu yang dulu
Menantimu
Dalam
masa indah bersamamu
Namun
aku masih percaya
Ada
cinta untuk kita berdua
Dan
lihatlah aku di sini
Menanti
ungkapan sejati dari sebuah hati
Hatimu
yang ku tahu
Ingin
ungkapkan cinta padaku
13
Maret 2005
Aku Yang terlupakan (Galau)
Tak
tahu apa yang kan kulakukan lagi
Mungkinkah
kan terus begini
Tak
ada seorang pun yang menghiraukanku
Bahkan
mereka tak sadar t’lah sakiti hati ini
Aku
tak tahan!
Mereka
tak pernah hirau arti hadirku
Mereka
acuh
Mereka
tak pernah tahu; aku sakit hati!
Walau
kini ku masih tegar
Bibir
ini masih bisa tersenyum lepas tawa
Dan
wajah ini rahasiakan duka yang ada
Namun
kelak takkan ada yang tahu
Tububuh
ini akan tumbang perlahan-lahan
Dan
mata ini kan terkutuk kesedihan
Lalu
takkan bisa sirna
Untuk
selama-lamanya
Sesaat Tentang Cinta
Bagi
seorang gadis ini
Bisakah
cinta adalah sepotong coklat
Yang
manis saat diulum
Namun
pahit tertinggal apabila tertelan
Ataukah
sebuah jerawat mungil
Yang
muncul perlahan-lahan
Namun
sakit saat ditekan
Dan
berpendar dikala yang panjang
Seorang
pujangga pu katakan
Dengan
cinta seorang lemah terkuatkan
Tapi
yang kuat terlemahkan
Gadis
ini tetap mencari
Apakah
cinta selembar sutera sederhana
Namun
menakjubkan saat berwujud busana
Atau
bisakah buah kedondong
Yang
halus di luar tapi runcing di dalam
Namun
cinta bagai lentera
Andai
dinyalakan sinarnya indah
Memancarkan
cahaya
Ada
pula yang bilang
Cinta
adalah bahasa kalbu
Yang
hanya rasa yang tahu
Seakan
gadis ini menyimpulkan
Cintai
bagai mata pelajaran mate-matika
yang
membingungkan
Namun
dengan logika
Cinta
akan ada jawabannya.
28
Desember 2003
Kapan Saat Itu Tiba
Mata
sayup ini berbinar penuh ceria
Indah
nian elok kutatap hari ini
Hari
indah bertajuk indahnya namamu
Apa
yang terjadi padaku kini?
Dirimu
tlah mengisi separu diriku ini
Nadiku
berdegup kencang
Pikirku
turut melayang
Entah
diriku atau dirimu
Entah
rasaku atau rasamu
Entah
harapanku atau harapanmu
Tlah
wujudkan timbulnya cinta
Dan
aku masih saja menatapmu
Tersenyum
menyapa dirimu
Bertemu
saling lambaikan tangan
Tertawa
dalam canda tawamu
Namun,
sebelum perpisahan itu tiba
Kapankah
ku kan miliki dirimu?
9
November 2004
Persembahan Rasaku
Cintaku
kuungkap saat ini
Lewat
mawar yang merekah indah
Namun
akan hancur tanpa perhatian
Cintaku
cinta sejati
Bukanlah
sebilah pedang
Yang
tersembunyi di balik sayap sang pecundang
Cintaku
sebuah kejujuran tak ternilai
Sebuah
pengkhianatan dan kesangsian
Muncul
dari kalbu
Cintaku
kuungkap lagi
Laksana
lentera hati
Indah
sinarnya slalu menyala
Sebelum
redup kehilangan asa
Cintaku
laksana keabadian rasa
Yang
menyelubungimu, dia, mereka, dan kita semua
14
Desember 2004
Kira – Kira
Kira-kira
3 tahun yang lalu
Kita
berdekatan
Kira-kira
2 tahun yang lalu
Kita
jadian
Kira-kira
1 tahun yang lalu
Kita
bertengkar
Kira-kira
11 bulan yang lalu
Kita
bermaafan
Kira-kira
1 bulan yang lalu
Kau
ku rindukan
Kira-kira
3 jam yang lalu
Pada
saat mendung kelabu
Ku
ingin lagi bertemu
Kira-kira
5 menit yang lalu
Ku
bertanya padamu
Kira-kira…
Maukah
kau hidup bersamaku?
7
Februari 2005
Jatuh Cinta
Berulang
kata kuucap lembut padamu
Berulang
kala kujelang bersamamu
Kini
sebuah senyummu menancap kalbuku
Bangkitkan
getar cinta nan kasih syahdu
Sayang,
kini ku t’lah jatuh terpesona
Pada
lentiknya bulu matamu
Serta
tipisnya bibir merahmu
Malamku
selalu merindu
Pada
indahnya lesung pipimu
Serta
gerai indah rambut hitammu
Andai
kau tahu
Ku
t’lah jatuh cinta padamu
Ku
ingin kau jangan diam membisu
Karena
kau tahu isi hatiku
Katakan
juga kau cinta padaku
14
Februari 2005
0 komentar:
Post a Comment